Ruang Lingkup Ilmu Geografi

Ruang lingkup ilmu geografi secara umum adalah sama luasnya dengan objek studi yang menjadi kajian dari ilmu geografi, yaitu meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu:
1. kajian terhadap wilayah (region);
2. interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;
3. persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya.

Skema Ruang Lingkup Ilmu Geografi
Ruang lingkup studi ilmu geografi meliputi:

- Gejala Alam: Mempelajari fenomena alam seperti iklim, cuaca, bentang alam, flora, fauna, dan geologi.

- Gejala Sosial: Mengkaji aspek manusia seperti demografi, ekonomi, politik, sosial budaya, dan pola pemukiman.

- Lingkungan Fisik: Memahami interaksi manusia dengan lingkungan fisik, termasuk pemanfaatan sumber daya alam.

- Analisis Wilayah: Meneliti karakteristik dan perbedaan antara wilayah (region) dengan pendekatan terpadu.

- Persebaran Penduduk: Mengkaji distribusi penduduk di berbagai wilayah dan faktor yang mempengaruhinya.

- Kajian Terhadap Wilayah: Melakukan penelitian dan analisis tentang suatu wilayah dalam berbagai skala, dari lokal hingga global.

- Pengaruh Manusia terhadap Lingkungan: Mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan upaya pengelolaannya.

- Interaksi Antarwilayah: Meneliti hubungan dan keterkaitan antara berbagai wilayah di dunia.

- Pemanfaatan Teknologi: Memahami peran teknologi dalam pengumpulan data geografis dan analisis informasi geospasial.

- Studi Peta dan Citra: Melibatkan penggunaan peta, citra satelit, dan teknologi geospasial lainnya dalam pemahaman tentang bumi dan fenomena yang ada di dalamnya.

Kenyataan yang ada sekarang ini, ketiga ruang lingkup ilmu geografi tersebut telah terintegrasi pada suatu analisis wilayah (region). Hal ini disebabkan karena analisis suatu wilayah pada hakikatnya adalah kajian yang komprehensif dan terpadu antara unsur-unsur yang ada di wilayah tersebut, seperti unsur lokasi, fisik, sosial juga interaksi dan interrelasi antarunsur.

Berikut adalah skema ruang lingkup ilmu geografi:

- Gejala Geosfer: Meliputi gejala alam seperti iklim, cuaca, bentang alam, flora, fauna, dan fenomena geologis.

- Gejala Sosial: Termasuk aspek manusia seperti demografi, ekonomi, politik, sosial budaya, dan migrasi.

- Interaksi Manusia dengan Lingkungan Fisik: Memahami bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan.

- Kajian Terhadap Wilayah (Region): Analisis terhadap suatu wilayah, baik skala lokal hingga global, untuk memahami karakteristik dan perbedaannya.

- Persebaran Penduduk: Mengkaji distribusi penduduk di berbagai wilayah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

- Usaha Manusia dalam Memanfaatkan Lingkungan: Meneliti aktivitas manusia dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.

- Interaksi dan Interrelasi Antarunsur: Mempelajari keterkaitan dan ketergantungan antara unsur-unsur di dalam wilayah.

- Analisis Wilayah (Region): Pendekatan komprehensif dan terpadu dalam mengkaji suatu wilayah dengan mempertimbangkan semua unsur dan interaksinya.

Related Posts :

OBJEK STUDI GEOGRAFI : Mengenal Objek Material dan Objek Formal dalam Penelitian Geografi

Objek studi geografi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.

1. Objek Material

OBJEK STUDI GEOGRAFI
Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
a. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
b. Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang dikenal sebagai troposfer.
c. Hidrosfer (lapisan air), baik yang berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas bukan sebagai individu.
e. Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.

Jadi secara nyata objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.

2. Objek Formal

Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap suatu gejala di muka bumi, baik yang sifatnya fisik maupun sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai di mana gejala itu terjadi, dan mengapa gejala itu terjadi di tempat tersebut. Di sini ilmu geografi diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut.
1) Apa (what), berkaitan dengan struktur, pola, fungsi dan proses gejala atau kejadian di permukaan bumi.
2) Di mana (where), berkaitan dengan tempat atau letak suatu objek geografi di permukaan bumi.
3) Berapa (how much/many), berkaitan dengan hal-hal yang menyatakan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu) suatu objek geografi dalam bentuk angka-angka.
4) Mengapa (why), berkaitan dengan rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau interaksi dan interdependensi suatu gejala, peristiwa, dan motivasi manusia.
5) Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses gejala dan peristiwa.
6) Kapan (when), berkaitan dengan waktu kejadian yang berlangsung, baik waktu yang lampau, sekarang, maupun yang akan datang.
7) Siapa (who), berkaitan dengan subjek atau pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.

Sebagai contoh suatu daerah yang mengalami kekeringan. Dalam memandang peristiwa ini pertanyaan yang harus dijawab seperti berikut.
1) Apa (what), yang terjadi?
Jawab: kekeringan.
2) Di mana (where) kekeringan itu terjadi?
Jawab: di Kabupaten Gunung Kidul.
3) Berapa (how much/many) banyak air yang masih bisa dimanfaatkan?
Jawab: bila dalam keadaan normal, debit sungai mencapai 1 l/s, namun saat kemarau panjang sama sekali tidak ada debit.
4) Mengapa (why) kekeringan itu bisa terjadi?
Jawab: karena pengaruh iklim dan faktor litologi penyusun di kawasan tersebut.
5) Bagaimana (how) kekeringan itu berlangsung?
Jawab: kekeringan melanda seluruh kawasan batu gamping di wilayah gunung kidul, hal ini ditandai dengan mengeringnya sumur-sumur penduduk, sungai, dan telaga atau sumber mata air yang ada.
6) Kapan (when) kekeringan itu terjadi?
Jawab: terutama pada musim kemarau tiba (April – Oktober).
7) Siapa (who) yang harus terlibat dalam mengatasi kekeringan tersebut? Jawab: seluruh lapisan masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, dan pemerintah pusat.

Related Posts :